Selasa, 22 Oktober 2013

CURUG LUHUR BOGOR

Lagi-lagi perjalanan kali ini sebenernya udah dari lama, data di folder leptop sih bulan Juli 2012, tapi sekali lagi siapa tau postingan ini bisa menjadi info tambahan buat para traveller lainnya yang bingung atau bosen mau jalan-jalan kemana lg.
Kali ini kita berpetualang ke Curug Luhur yang ada di Bogor. Waktu itu saya dan doi belum punya hape canggih yang mempunyai fiture GPS (jadul banget yaa). Jadilah kita nekat nyari-nyari Curug Luhur ini cuma dari info-info yang berhasil dikumpulkan dari google, dan dicatat di note handphone.
Curug Luhur berada di Desa Gunung Malang, Kecamatan Ciomas, Bogor ini adalah air terjun terakhir di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun, Salak. Letak Curug Luhur adalah 5 kilometer dari pertigaan yang menuju Curug Nangka ke arah Gunung Bunder. Jalan menuju Curug Luhur ini agak sempit kurang lebih hanya muat untuk 1mobil + 1motor, jadi harus berhati-hati. Tetapi pemandangan di kanan-kiri yang penuh dengan hijau-hijau dan udara yang dingin bikin lupa rasa cape menuju kesana.
Curug Luhur ini agak beda daripada curug-curug lainnya karena (kalau tidak salah) Curug Luhur ini dikelola oleh pihak swasta. Dan pada saat kamu kesana, Curug Luhur tampak seperti tempat "wisata air mini".
Berikut penampilan dari air terjun Curug Luhur
Beberapa penampakan wisata air atau slide yang ada di Curug Luhur

  
 Slide landai berwarna merah-putih ini cocok buat yang gak berani slide-slide yang terlalu ekstrem (kaya saya) dan berujung di kolam setinggi 1meter.
Mau slide yang lebih ekstrem? Bisa juga cobain slide yang ada kaya digambar atas. Kurang ekstrem apa coba dibanding dengan wisata air yang lain,,liat aja topangan buat papan slide'a,,ngeri kan...Tapi (mudah-mudahan) aman kuk (si doi sih yang berani nyobain), slide berujung dikolam sedalam +- 1.5 meter.
 Dikiri atas ada juga slide yang lumayan terjal dan panjang (yang warnanya hijau, putih, kuning), tapi sayang, waktu si doi mau nyobain ternyata gak dibolehin sama penjaganya, kalau gak salah alasannya karena waktu itu topangannya sedang direnovasi.
Ada juga slide yang yang dibuat langsung dari dinding dan dilapisi ubin. Pendek sih tapi lumayan curam, jadi kecepatannya juga lumayan, ending di slide ini adalah kolam setinggi 1.5meter .
Dikiri atas (yang berwarna kuning-biru-kuning-hijau) juga merupakan salah satu slide yang lumayan landai dan untuk anak-anak biasanya mereka main dislide tersebut.
Buat saya yang gak berani cobain slide-slide atau seluncuran dan kolam-kolam yang dalam cukup dengan pose-pose cantik aja sambil menikmati arus dari air terjun langsung.
 Ada juga slide yang berbentuk naga, masuk dari ekornya dan keluar dari mulut naganya kecebur deh dikolam sedalam 1,5meter.Tapi sekali lagi, saya cuma numpang pose-pose cantik aja hehehe....
Slide berbentuk naga ini lumayan panjang juga dengan slide yang model tertutup seperti terowongan.
Bergaya deh sama si doi berasa naek keatas naga

Ada juga nih yang bergaya udah kaya avatar si pengendali naga :p
Kelemahannya ketempat ini, yaahhh yang namanya juga wisata alam yang (terlihat) dikelola oleh warga sekitar jadi soal kamar mandi atau kamar bilas pasti ala kadarnya, airnya masih dari mata air alam yang dialirkan dari air terjun ke pipa-pipa dikamar mandi, tapi kamar mandi dan WCnya sendiri hanya sekedar dibangun dari semen dan lampu penerangannya pun watt-nya sangat kecil.
Semua slidenya pun tidak menggunakan ban alias body sliding. Seru buat yang bisa berenang, main-main air aja buat yang gak bisa berenang (kaya saya). Jadi buat yang punya anak kecil dan anaknya belum bisa berenang sebaiknya membawa ban renang dari rumah dan orang tua harus fokus mengawasi karena kedalaman kolam di Curug Luhur ini mayoritas diatas 1meter.
Kelebihannya, kita langsung dapat menikmati wahana air yang aliran airnya alami langsung dari air terjun jadi soal dingin dan kesegarannya jangan ditanya lagi. Letaknya pun benar-benar ditengah-tengah alam terbuka.
Tiket masuknya pun terhitung murah (sayang,lupa nominalnya).
Tips datang ke Curug Luhur ini jangan datang terlalu sore kalau ingin puas main, karena sekitar jam 5 atau setengah 6 tempat wisata ini sudah sepi, para penjaga dan pedagang pun sudah beranjak pulang. Mungkin dikarenakan karena letaknya yang berada ditengah alam, jadi tidak adanya penerangan.

Buat yang sudah bosan main-main kesemua tempat wisata wahana air dan ingin mencoba wahana air yang "beda" silahkan datang ke Curug Luhur ini yang letaknya persis dipinggir jalan.  

Sabtu, 19 Oktober 2013

Penangkaran Rusa Cariu

Sebenernya jalan-jalannya udah lama banget dari tanggal 31 Desember 2011, tapi baru kepikiran sekarang buat diposting di blog, itung-itung buat info tambahan yang pada bosen weekend cuma jalan-jalan ke "emol" doang. Berhubung niat awal kesana cuma buat jalan-jalan aja jadi maaf yaa kalau banyak foto-foto yang kurang jelas atau modelnya "kenarsisan" hehehe.....
Penangkaran ini bernama Wana Wisata Penangkaran Rusa Cariu, tepatnya berada di Ds.Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Bogor. Berdiri sejak tahun 1993. Awalnya Penangkaran Rusa ini hanya di khususkan untuk penelitian, tetapi sejak tahun 2003 Wana Wisata ini berada di bawah Perum Perhutani unit III Jawa Barat dan Banten, sejak saat itu Wana Wisata Penangkaran Rusa Cariu dibuka Untuk umum.
Perjalanan menuju cariu ini serasa berada diluar kota, di pedesaan-pedesaan gitu, nama tempatnya saja benar-benar depannya masih memakai nama "desa", rumah-rumah dan suasananya pun khas pedesaan, malahan masih banyak yang mandi di kali.

Setelah memasuki daerah Cariu kita harus mulai fokus memperhatikan jalan karena tidak papan petunjuk besar yang memberikan info dimana penangkaran rusa. Kami pun harus bolak-balik berhenti untuk bertanya kepada warga sekitar. Kami juga sampai bablas sedikit karena tidak melihat papan petunjuk kecil yang terletak di pinggir kiri jalan. Kalau bablas kita bisa sampai di Cianjur atau malahan Bandung.
Dari jalan raya kita belok kiri menurun melewati jalan tanah, sempet takut juga salah belok, karena tempatnya sepi gak kaya tempat wisata. Tapi ternyata 50 M kemudian langsung ketemu dengan pos retribusi pembayaran tiket untuk memasuki tempat wisata ini (sayang lupa foto tempat tiket + lupa juga harga tiket saat itu).
Sehabis membayar biaya retribusi kita akan melewati jembatan yang melintas diatas sungai yang lumayan deras alirannya. Jembatan ini gak pernah terlewat pasti buat jadi spot foto-foto (maph klo ada model narsis).
Sampai diseberang jembatan tersedia beberapa saung-saung kecil untuk tempat beristirahat. Bisa jadi tempat foto-foto lagi juga :p .
Kita tidak disuguhi begitu saja langsung melihat rusa. Untuk melihat "para rusa" kita harus bersusah payah berjalan dahulu melewati jalan tanah yang kanan-kirinya masih ditumbuhi ilalang-ilalang dan pohon-pohon, itung-itung olahraga lha yaa, mumpung dijakarta susah banget buat jalan kaki (sekali lagi, mohon untuk tidak memperhatikan modelnya :p).
Setelah itu kita harus melewati jembatan kecil lagi, tapi kali ini dibawah jembatan bukan air kali lagi, tapi rumput-rumput dan dibawahnya tempat kita bisa berinteraksi dengan para rusa deh (sekali lagi mohon maaf modelnya).
Berhubung sampai disana tengah siang bolong, kata petugas yang berjaga rusa-rusanya juga sedang berteduh ditengah2 hutan, jadi tidak ada rusa yang muncul saat itu, kami pun memutus kan untuk istirahat sebentar sambil menunggu sedikit agak adem dan rusanya banyak yang keluar.
Sembari neduh sambil makan bekal, ternyata ditempat itu juga ada beberapa hewan lain,walaupun tidak banyak.




Gak tau ini namanya burung apa?tapi lucu, kalau diliat-liat mirip burung garuda #sotoy.
Setelah kami dan rusa asik neduh nunggu matahari agak bersahabat, akhirnya bisa juga main-main sama si rusa-rusa ini. Untuk bisa memegang rusa langsung syaratnya kita harus membeli singkong yang telah disediakan oleh petugas (harganya lupa berapa satu kantongnya), jadi kita bisa kasih makan sendiri plus ngelus-ngelus si rusa (kalau gak takut diseruduk hehehe bercanda, rusanya udah pada jinak semua kuk, lucu-lucu lagi).
Disini ada 3 jenis rusa yang ditangkarkan. Pertama, Rusa Totol (axis-axis).

(nurut banget dah si rusa sama doi). Yang kedua Rusa Bawean ( Axis Kuhlii )
 (padahal modelnya tadinya takut ditanduk,sok-sokan aja berani). Yang ketiga Rusa Jawa ( Cervus Timorensis).
Gak lupa numpang narsis-narsisan, mumpung jarang-jarang ngeliat tempat lapang terbuka dipenuhi pohon pinus + ilalang-ilalang.
Dan inilah oleh-oleh yang terakhir dari Penangkaran Rusa Cariu.
Gak ada salahnya sesekali meluangkan waktu disela jadwal yang padat dan tenanga menempuh perjalan sedikit jauh untuk bercengkrama dengan alam dan ciptaan Tuhan lainnya, agar kita bisa bersyukur dan menikmati keindahan yang hakiki.